- Letak
Geografis
Daerah lembah Sungai Eufrat dan Tigris lebih dikenal dengan sebutan
daerah Mesopotamia yang sekarang terletak di daerah Irak. Daerah-daerah yang
terletak di sepanjang aliran sungai eufrat dan tigris merupakan tempat yang subur.
Di luar daerah subur itu terbentang daerah-daerah gurun, antara lain Gurun
Hamad dan Gurun Nafud. Di sebelah timur aliran sungai tersebut terdapat
pegunungan Elbrus dan pegunungan Kurdistan.
- Penduduk dan Masyarakat
Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia
didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa Semit. Kehidupannya selain bercocok tanam juga beternak, dan bersifat seminomaden. Aktivitas
perdagangan melalui Sungai Eufrat dan Tigris. Orang-orang Mesopotamia
lebih banyak bertempat tinggal di kota-kota besar dan juga di ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur).
- Pemerintahan
Wilayah Mesopotamia terdiri dari
berbagai negara kota. Antara negara kota sering terjadi peperangan. Negara kota
yang kuat membawahi negara kota lainnya. Kepala negara kota adalah seorang raja
yang merangkap sebagai kepala agama. Raja mengatur perekonomian dan memimpin
pasukannyake medan perang. Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di
Mesopotamia antara lain sebagai berikut:
- Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang
merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa sekitar tahun 3500 SM.
Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia. Bangsa ini menganut
kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut,
antara lain, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air).
Tempat untuk memuja para dewa tersebut adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga
sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya
berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh bangsa Akkad di bawah pimpinan
Sargon. Bangsa Akkad adalah
rumpun bangsa Semit.
- Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk rumpun bangsa
Semit yang berasal dari daerah padang pasir. Mereka bergerak dari daerah yang
terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan
bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasil
menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.
Dengan kemenangan tersebut bangsa
Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka mulai hidup menetap di
daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad berhasil memenangkan perang tersebut,
tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka
berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya. Kebudayaan baru itu disebut budaya
Sumer Akkad berbahasa semit.
Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan
juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti cerita
tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.
- Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun oleh bangsa
Amori di bawah pimpinan Sumuabum.
Kata Babilonia
berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan. Letak Kota Babylonia lebih kurang 97
kilometer di selatan kota Baghdad sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak Selatan. Bangsa Amori tampil sebagai
penguasa baru di Mesopotamia.
Raja yang terkenal dari Kerajaan
Babylonia (Lama) ini adalah Hammurabi
(1750 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi. Pada masa pemerintahan Hammurabi,
kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah Turki
sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria.
Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya
Babylonia (Lama) runtuh karena serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya
Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).
- Kerajaan Assyria (Assur)
Bangsa Assyria memenangkan
peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan menguasai daerah
Mesopotamia. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh terletak di tepi
sungai Tigris dan dijadikan ibukota. Bangsa Assyria mempunyai angkatan militer yang sangat
kuat sehingga ditakuti bangsa lain, karena itu bangsa ini ingin menguasai laut untuk
melindungi perdagangan. Upaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM. Raja-raja
yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon II, Raja
Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.
Lambat laun Kerajaan Assyria semakin
lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah
Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini
menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, ibukota Niniveh berhasil dikuasai
sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.
- Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut bangsa
Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah pimpinan Raja Nabopalassar membangun kembali
Kerajaan Babylonia (atau disebut juga dengan Babylonia Baru). Raja-raja yang
pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru di antaranya Raja Nabopalassar, Raja
Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshazzar. Kerajaan Babylonia Baru
runtuh akibat serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
- Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia,
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan
daerah Asia Kecil. Pada tahun 530 SM Raja Cyrus menguasai sebagian dari
daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja
Cyrus terbunuh. Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.
Raja Cambysses berhasil mengembalikan ketentraman dalam
negeri Persia. Bahkan pada tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri
Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Di bawah pemerintahannya,
Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya. Pada masa itu dibangun istana yang
megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena mempunyai
tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika
mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.
- Tata Kota
Masyarakat Mesopotamia sudah bisa
membangun kota-kota dengan suatu perencanaan tata kota. Kota-kota yang dibangun
sudah teratur, seperti penempatan banguna rumah atau gedung-gedung yang teratur
rapi, jalan-jalan lurus dan lebar, serta dipinggir jalan terdapat
selokan-selokan air. Rumah-rumah atau gedung-gedung dibangun dengan menggunakan
batu bata merah.
- Pertanian dan Pengairan
Pada musim hujan (dari bulan
Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah dari kedua sungai itu. Air
menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah surut meninggalkan
Iapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup
dengan bercocok tanam atau bertani.
Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah
mampu menanggulangi masalah banjir, dan memanfaatkan airnya untuk keperluan
pertanian. Caranya ialah membuat sistem pengairan yang baik. Bendungan dibangun
dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebihan di
masa banjir.
- Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban Mesopotamia telah
memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sejak
didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM). Keunggulan-keunggulan tersebut
tampak dalam bidang-bidang berikut :
- Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya
menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari
batu bata dan tanah liat.
- Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam
dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata
lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar
dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
- Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin
Assyria, membangun perpustakaan tertua di dunia.
- Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal
dengan “taman gantung”, yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia.
- Aksara
Orang-orang Sumeria sudah mengenal
abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku itu antara lain ditemukan pada
sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku untuk
mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu disebut
dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).
- Penanggalan/Kalender
Orang-orang Sumeria sudah mengenal
sistem penanggalan atau sistem kalender, yang dimaksudkan untuk mengenal perputaran
waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim berguna untuk
menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik
untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya.
Untuk mempermudah memahami
pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim,, mereka membagi dan
mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik. Pembagian waktu terus dikembangkan ke
dalam bentuk yang lebih khusus melalui sistem penanggalan atau sistem kalender,
yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1
tahun.
- Kepercayaan
Berkembangnya kepercayaan di
Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja
dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa
Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari
bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas
(Dewa Matahari), dan Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara).
Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz
(Dewa Tumbuh-tumbuhan) untuk memajukan pertanian. Dewa yang memiliki peranan
penting dalam kepercayaan bangsa Sumeria adalah dewa yang berhubungan dengan
terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa Marduk adalah lambang usaha bangsa
Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian. Dan dewa yang sangat ditakuti oleh
bangsa Sumeria adalah Dewa Ereskigal, yaitu dewa perempuan yang menguasai maut
dan bertahta di “daerah hilang”.
Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus
berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia.
Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran
agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi
diturunkan kepada bangsa Persia.
Pada masyarakat bangsa Sumeria
terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini
dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai
kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.
- Hukum
Sejak awal pemerintahannya, Raja
Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang
peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan hukum
seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan
menjadikan Raja Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur
namanya.
Hukum tersebut berupa prasasti batu
yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter dan ditempatkan di
tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali oleh
pada ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal
dengan Hukum atau Undang-Undang Hammurabi (CodexHammurabi) dan merupakan hukum
atau undang-undang tertulis pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau
undang-undang itu ditulis tentang peraturanperaturan yang menyangkut bidang
pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu
terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum
jenis-jenis pelanggaran dan hukumannya.
Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak dengan keras dan
tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.
- Peninggalan Kebudayaan
Seni
banguna kota Babylonia adalah sebuah kota yang indah yang terletah di tepi
sungai Eufrat dan Tigris. Keindahan kota Babylonia disebabkan adanya sebuah
jembatan yang besar dan merupakan jembatan tertua di dunia. Di beberapa tempat
didirikan taman-taman yang bagus diatas bukit-bukit buatan, taman itu dikenal
dengan Taman Bergantung ( The Hanging Garden).
Ilmu
hitung bangsa Sumeria telah dapat menghitung, bahwa satu tahun terdiri dari 354
hari atau 360 hari. Bangsa Mesopotamia telah menggunakan hitungan
perenampuluhan, misalnya 1 jam ada 60 menit, 1 menit ada 60 detik, dan lain
sebagainya. Begitu pula lingkaran mempunyai 360 derajat yang berhasil ditemukan
oleh bangsa Sumeria.
Bangunan
kuil masyarakat Mesopotamia memuja di kuil-kuil para dewa. Kuil-kuil tempat
pemujaan para dewa dibuat lebih tinggi dari tempat rumah penduduk. Kuil tempat
pemujaan dewa tersebut dikenal dengan nama Ziggurat.